Waspadai Bahaya! Ini Dia Penyakit Akibat Kerja dan Faktor Penyebabnya

Waspadai Bahaya! Ini Dia Penyakit Akibat Kerja dan Faktor Penyebabnya

Penanganan Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan dan/atau lingkungan kerja, Berbeda dengan kecelakaan kerja yang umumnya terjadi secara tiba-tiba, penyakit akibat kerja berkembang secara perlahan akibat paparan kronis terhadap zat berbahaya, kekurangan ergonomi, atau stres yang berkepanjangan di tempat kerja. Penyakit ini sering kali memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan pekerja dan dapat memengaruhi produktivitas kerja.

Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja:

Kebutuhan Personil P3K
Kebutuhan personil P3K (Pixabay)

Menurut PERMENKES NO. 56 Tahun 2016 penyebab penyakit akibat kerja dibagi menjadi 5 (lima) golongan, yaitu :

  • Golongan Fisika 

Suhu ekstrem, bising, pencahayaan, vibrasi, radiasi pengion dan non pengion dan tekanan udara

  • Golongan Kimia 

Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, uap logam, gas, larutan, kabut, partikel nano dan lain-lain.

  • Golongan Biologi 

Bakteri, virus, jamur, bioaerosol dan lain-lain.

  • Golongan Ergonomi 

Angkat angkut berat, posisi kerja janggal, posisi kerja statis, gerak repetitive, penerangan, Visual Display Terminal (VDT) dan lain-lain.

  • Golongan Psikososial

Beban kerja kualitatif dan kuantitatif, organisasi kerja, kerja monoton, hubungan interpersonal, kerja shift, lokasi kerja dan lain-lain

Menurut PERPRES No. 7 Tahun 2019 Penyakit Akibat Kerja Diklasifikasikan dalam 4 Jenis, yaitu:

Penyakit yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan.

Hari Buruh Internasional 1 Mei. Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tingkat 2
Penanganan penyakit akibat kerja di Hari Buruh 1 Mei

1. Penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia, antara lain : 

Penyakit yang disebabkan oleh berilium, cadmium, fosfor, krom, mangan, arsen, raksa, timbal, fluor, karbon disulfida, derivate halogen, benzene/ homolognya, derivate nitro dan amina, nitrogliserin, dan penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lain ditempat kerja dimana ada hubungan langsung antara paparan bahan kimia dan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.

2. Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika, antara lain :

  • Kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan 
  • Penyakit yang disebabkan oleh getaran atau kelainan pada otot, tulang, sendi, pembuluh dara tepi atau saraf tepi
  • penyakit yang disebabkan oleh udara bertekanan atau udara yang didekompresi
  • penyakit yang disebabkan oleh radiasi ion
  • penyakit yang disebabkan oleh radiasioptik, meliputi ultraviolet, radiasi elektromagnetik (visible lightl, infra merah, termasuk laser
  • penyakit yang disebabkan oleh pejanan temperatur ekstrim, dan
  • penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika lain yang tidak disebutkan di atas, di mana ada hubungan langsung antara paparan faktor fisika yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat

3. Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasit, meliputi:

  • Penyakit berdasarkan system target organ 
    • Penyakit saluran pernapasan, meliputi :
    • pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral, 
    • siliko tuberculosis, 
    • pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral nonfibrogenic, 
    • siderosis, 
    • penyakit bronkhopulmoner yang disebabkan oleh debu logam keras, 
    • penyakit bronkhopulmoner yang disebabkan oleh debu kapas, 
    • asma yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi atau zat iritan, 
    • alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik atau aerosol yang terkontaminasi dengan mikroba, 
    • penyakit paru obstruktif kronik yang disebabkan akibat menghirup debu batu bara, debu dari tambang batu, debu kayu, debu dari gandum dan pekerjaan perkebunan, debu dari kandang hewan, debu tekstil, dan debu kertas, 
    • penyakit paru yang disebabkan oleh aluminium
    • kelainan saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh sensitisasi atau iritasi zat yang ada dalam proses pekerjaan, dan
    • penyakit saluran pernafasan lain yang tidak disebutkan di atas
  • Penyakit kulit, meliputi :
    • dermatosis kontak alergika dan urtikaria, 
    • dermatosis kontak iritan yang disebabkan oleh zat iritan, 
    • vitiligo

4. Gangguan otot dan kerangka, meliputi : 

  • radial styloid tenosynovitis karena gerak repetitive, 
  • tenosynouitis kronis pada tangan dan pergelangan tangan karena gerak repetitive, 
  • olecranon bursitis karena tekanan yang berkepanjangan pada daerah siku, 
  • prepatellar bursitis karena posisi berlutut yang berkepanjangan, 
  • epicondglitis karena pekerjaan repetitif yang mengerahkan tenaga, 
  • meniscus lesions karena periode kerja yang panjang dalam posisi berlutut atau jongkok, 
  • catpal tunnel syndrome karena periode berkepanjangan dengan gerak repetitif yang mengerahkan tenaga, pekerjaan yang melibatkan getaran, posisi ekstrim pada pergelangan tangan, dan penyakit otot lainnya.

 

Gangguan mental dan perilaku, meliputi : 

  • gangguan stress pasca trauma, 
  • gangguan mental dan perilaku lainnya yang dialami oleh pekerja dan dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.

 

Penyakit Kanker Akibat Kerja

Kanker yang disebabkan oleh zat berikut :

    • Asbestos
    • Benzidine dan garamnya
  • Bis-chloromethyl ether
    • Persenyawaan chromium VI
  • Coal tars, coal tar pitches or soots
  • Beta-naphthylamine
  • Vinyl chloride
  • benzena

 

Penyakit spesifik lainnya

Penyakit spesifik lainnya merupakan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau proses kerja, dimana penyakit tersebut ada hubungan langsung antara paparan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat. Contoh penyakit spesifik lainnya, yaitu nystagmus pada penambang.

Basic First Aid
Basic First Aid
BASIC FIRST AIDER
BASIC FIRST AID
Previous Arrow
Next Arrow

Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja:

Untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, diperlukan upaya yang terintegrasi antara manajemen perusahaan, pekerja, dan pihak terkait lainnya. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang efektif.
  • Penyediaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan risiko kerja.
  • Pelatihan dan sosialisasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh pekerja.
  • Pengawasan dan pengendalian terhadap paparan bahan berbahaya di tempat kerja.
  • Evaluasi dan perbaikan kondisi ergonomis di tempat kerja.
  • Pengelolaan stres kerja dan dukungan psikologis bagi pekerja yang membutuhkan.

Dengan upaya pencegahan yang tepat dan kesadaran yang meningkat tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua pekerja.

Penyakit Akibat Kerja - Waspadai Bahaya! Ini Dia Penyakit Akibat Kerja Dan Faktor PenyebabnyaShare on Whatsapp

Related Images: