Rekan Jadi Korban Penyekapan di Panti Asuhan Bogor, Pekerja NTT Cari Pekerjaan Lain

Rekan Jadi Korban Penyekapan di Panti Asuhan Bogor, Pekerja NTT Cari Pekerjaan Lain

Pekerja Asal NTT Memilih Pulang Pasca Dugaan Penyekapan di Panti Asuhan

Pekerja asal Nusa Tenggara Timur (NTT) memutuskan untuk pulang setelah adanya dugaan penyekapan yang terjadi di panti asuhan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Keputusan ini diambil oleh sejumlah pekerja, termasuk dua orang korban yang terlibat dalam insiden tersebut.

Selain kedua korban tersebut, delapan pekerja wanita asal NTT juga memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat tersebut. Mereka kembali ke kampung halaman secara bertahap dengan dijemput oleh kerabat dari NTT yang tinggal di sekitar Jabodetabek pada Jumat (10/2025) hingga Sabtu (11/10/2025).

Nova, salah satu dari delapan pekerja tersebut, mengaku memilih mengakhiri pekerjaannya yang telah berlangsung selama enam bulan di tempat tersebut atas dorongan keluarga. Ia mengatakan bahwa kondisi tempat kerja saat ini tidak kondusif, sehingga orang tua menyarankannya untuk berhenti sementara.

“Kalau untuk saat ini kondisi tempat kerja kurang kondusif, jadi orang tua suruh berhenti dulu dari tempat kerja ini,” ujarnya pada Sabtu (11/10/2025).

Nova menjelaskan bahwa ia bisa bekerja di tempat tersebut setelah mendapatkan informasi dari temannya sesama perawat. Selama bekerja, ia mengaku diperlakukan dengan baik, mulai dari makanan hingga jam istirahat yang cukup.

“Kalau untuk saya pribadi tidak ada tindakan hal-hal negatif,” katanya.

Setelah tidak lagi bekerja di tempat tersebut, Nova berencana untuk mencari pekerjaan baru di wilayah Jakarta. Ia mengatakan bahwa alasan utamanya adalah karena banyak keluarga yang tinggal di Jakarta.

“Mungkin mau cari kerja di Jakarta karena ada banyak keluarga juga di Jakarta,” kata Nova.

Sementara itu, kuasa hukum pekerja NTT, Fransisco De Tango, menjelaskan bahwa alasan para pekerja pulang sangat bervariasi. Beberapa dari mereka ingin berhenti bekerja, ada yang ingin pulang kampung, dan beberapa lainnya ingin lebih dekat dengan keluarga.

“Dengan setelahnya ada insiden ini pada malam itu juga rekan-rekan ade-ade ini yang ingin untuk memberhentikan diri bekerja di tempat ini,” katanya.

Proses Pemulangan Pekerja

Proses pemulangan pekerja dilakukan secara bertahap. Sebagian besar dari mereka dijemput oleh kerabat yang tinggal di sekitar Jabodetabek. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pekerja selama perjalanan pulang.

Beberapa dari mereka juga mengungkapkan bahwa mereka merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja yang terjadi setelah insiden tersebut. Meskipun demikian, beberapa dari mereka tetap mengakui bahwa selama bekerja, mereka tidak mengalami perlakuan buruk.

Alasan Pemulangan

  • Pekerja ingin berhenti bekerja karena tidak nyaman.
  • Ada yang ingin pulang kampung.
  • Banyak yang ingin lebih dekat dengan keluarga.
  • Insiden yang terjadi memicu keputusan untuk berhenti bekerja.

Perspektif Hukum

Fransisco De Tango menekankan bahwa kasus ini sedang diproses secara hukum. Ia menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan dukungan penuh kepada para pekerja yang terlibat.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua hak pekerja dihormati dan tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi.

Komentar dari Para Pekerja

Para pekerja yang pulang mengungkapkan rasa lega setelah meninggalkan tempat kerja tersebut. Mereka merasa lebih aman dan nyaman di kampung halaman mereka.

Nova, misalnya, mengatakan bahwa ia berharap bisa menemukan pekerjaan baru yang lebih baik dan aman. Ia juga berharap agar kasus ini menjadi peringatan bagi pekerja lain agar lebih waspada terhadap lingkungan kerja yang tidak sehat.

Daftar Sekarang

Ikuti pelatihan & sertifikasi K3 resmi Kemnaker RI & BNSP. Daftar sekarang bersama PT Sarana Katiga Nusantara untuk tenaga kerja kompeten & bersertifikat nasional.

Bagikan Artikel